Gyratory Crusher terdiri dari penumbuk berbentuk kerucut yang bergetar didalam mangkuk berbentuk kerucut yang lebih besar. Sudut kerucut diatur sedemikian rupa sehingga luas terusan semakin berkurang saat mendekati permukaan kerja. Penumbuk terdiri dari mantel yang bebas berputar pada porosnya. Poros digerakkan oleh bearing eksentrik yang berada dibawahnya. Geometri sirkular crusher memberi sudut tajam kecil yang diinginkan pada arah horizontal. Sudut tajam pada arah vertikal kurang diinginkan karena membatasi penerimaan umpan. Sudut tajam vertikal ditentukan oleh bentuk mantel dan liner mangkok, mirip jaw crusher.
•Gyratory crusher beroperasi secara kontinyu
•Kapasitas crushing yang tinggi dibandingkan Jaw crusher (600-6000 ton/hr)
•Lebih dipilih daripada Jaw crusher jika kapasitas lebih dari 900 ton/hr
•Mudah dioperasikan
•Konsumsi daya lebih rendah daripada Jaw crusher
•Daya yang dibutuhkan dipengaruhi: ukuran umpan, kekerasan bijih, jumlah material undersized di feed.
•Beroperasi paling efisien pada beban penuh
Macam Gyratory crusher
•Crusher primer
•Crusher sekunder
•Cone crusher
Crusher Primer
•Mempunyai sudut kerucut yang curam dan rasio reduksi yang kecil
•Dapat langsung menerima umpan dari truk atau railcar
•Crusher digerakkan secara mekanik atau hidraulik
[gambar] Primary gyratory crusher with spider suspension
Crusher Primer
Gyratory crusher primer
Crusher Sekunder
Crusher sekunder mempunyai sudut kerucut yang lebih lebar, ini memungkinkan produk yang lebih halus tersebar di area terusan yang lebih besar dan juga menyebabkan keausan di area yang lebih luas. Keausan paling parah terjadi di zona crushing. Partikel halus akan berada di bagian paling bawah crusher
•Mempunyai sudut kerucut yang lebar
•Untuk penghancuran material yang halus
•Dapat beroperasi secara open circuit atau closed circuit
•Unjuk kerja menurun karena: adanya material lengket di feed, kandungan moisture yang berlebih dan distribusi feed yang tidak merata
[Gambar] HP Series Cone Crusher
Cone crusher: open circuit
Cone crusher: open circuit
- Proses Pembuatan Alumunium
- Contoh Study Kasus Rehabilitasi Tambang Nikel Murrin Murrin Australia
- [Technology] ARDVARC® 4.0
- Pola Peledakan pada Tambang Terbuka
- Pola peledakan pada tambang bawah tanah
- Pola pengeboran pada bukaan bawah tanah
- Pola pengeboran pada tambang terbuka
- TEKNIK RIPPING KHUSUS
- TEKNIK OPERASI BULLDOZER
- Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Penyaliran Tambang
- Macam-macam Penirisan Tambang Terbuka
- Jenis Peralatan Pemadatan “ROLLER”
- SEKILAS MENGENAI PENGGUNAAN OLI BEKAS UNTUK CAMPURAN ANFO
- STOCKPILE MANAGEMEN
- DRAGLINE
- BACK HOE
- DOZER SHOVEL
- POWER SHOVEL
- Dasar pemilihan ukuran dari alat gali dan muat
- KOMPONEN MEDAN KERJA (JOB SITE COMPONENT)
- METODA-METODA PENGAMBILAN CONTO
- DRILLING (Pengeboran)
- TEKNIK PEMOTONGAN POHON
- METODA LAND CLEARING
- KEGIATAN LAND CLEARING
No comments: