[Company] PT Merdeka Copper Gold Tbk

PT Merdeka Tembaga Emas Tbk. ("Perseroan") didirikan pada tahun 2012 sebagai perusahaan induk dengan dua anak-anak perusahaan yang bergerak di bidang usaha pertambangan, meliputi eksplorasi dan produksi masa depan emas, perak, tembaga dan mineral lainnya yang terkait. Dua anak perusahaan PT Bumi Sukesindo (BSI), yang memegang Izin Operasi Pertambangan Produksi tanggal 9 Juli 2012 dan PT Damai Sukesindo (DSI), yang memegang Izin Operasi Pertambangan Eksplorasi pada tanggal 10 Desember 2012.
Aset utama Perseroan adalah proyek pertambangan dikenal sebagai Bukit Proyek Tujuh yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sekitar 205 kilometer tenggara dari Surabaya.
 
Tujuh Bukit Project adalah salah satu dari emas dan tembaga proyek berkembang di dunia dengan perkiraan jumlah JORC Compliant Sumberdaya mengandung £ 19000000000 Tembaga dan 28 juta ons emas.
 
Tujuh Bukit Proyek sebenarnya terdiri dari dua peluang pengembangan pertambangan yang berbeda: pengembangan pertama adalah biaya modal yang rendah, biaya operasional yang rendah dan margin tinggi Oksida Perak Proyek Emas dan yang kedua adalah pengembangan potensi masa depan kelas dunia Tembaga Emas Porfiri Proyek.
 
Oksida Emas Perak Proyek adalah operasi pencucian tumpukan standar industri. Total JORC Sumber untuk Proyek Oxide adalah 90 juta ton (Mt) bijih pada kelas rata-rata 0,73 gram per ton emas (g / t Au) dan 25,7 gram per ton perak (g / t Ag).

Oksida Project akan menggunakan konvensional penambangan terbuka, susun bijih dan pencucian dan ADR standar industri (Adsorpsi, Desorpsi, Recovery) pabrik pengolahan emas untuk memproses bijih 3mt per tahun dan memproduksi hingga 90.000 oz emas dan 1 juta oz perak per tahun dari tahun 2016 - 2025. perkiraan produksi bijih tambang selama 8 - 9 tahun hidup saya adalah 24,5 bijih mt.
 
Kelas dunia Tujuh Bukit Porfiri Proyek saat ini memiliki JORC Compliant Sumber Daya 1,9 miliar ton bijih pada kelas rata-rata 0,45% tembaga (Cu), 0,45 gram per ton emas (g / t Au) dan 93 gram per ton Molybdenum (g / t Mo). Pembangunan masa depan potensi Tujuh Bukit Porfiri Proyek akan sekali lagi menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia menjadi tuan rumah beberapa proyek pertambangan terbaik dunia.
 
Perusahaan ini memiliki dua pemegang saham besar di Indonesia, yaitu PT Saratoga Investama Sedaya, Tbk dan PT Provident Capital Indonesia. Yang pertama adalah perusahaan investasi memegang terkemuka di Indonesia terkenal dengan kuat, tangan-pendekatan manajemen nilai dari perusahaan membuka berinvestasi di, sedangkan yang kedua adalah investor terkemuka dan manajer bisnis di Asia Tenggara dan Australia, termasuk sejumlah emas operasi tambang yang terdaftar di Bursa Efek Australia.

Jejak Perusahaan
  
Januari 2012

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2012 dengan nama sebelumnya PT Merdeka Serasi Jaya.










Juni-Desember 2012

Perusahaan memiliki dua anak perusahaan BSI dan DSI yang memegang lisensi untuk produksi pertambangan dan eksplorasi pertambangan pada bulan Juli 2012 dan Desember 2012,








Juni 2014
BSI memperoleh Clean dan Clear Sertifikat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Juni 2014.









Juli 2014
 BSI juga menerima izin dari Pinjam-dan-Penggunaan Kawasan Hutan di area seluas 194,72 hektar untuk produksi pertambangan di September 2014.










Desember 2014
Pada bulan Desember 2014, rapat umum pemegang saham luar biasa menyetujui resolusi mengubah nama Perusahaan PT Merdeka Tembaga Emas Tbk.









Mei 2015

Perusahaan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015










SUMBER DAYA ALAM 
PT Merdeka Copper Gold Tbk disebut-sebut memiliki sumber daya mineral yang besar; jauh lebih besar dari cadangan tambang-tambang lain di Indonesia. Bahkan, diklaim melebihi PT Newmont Nusa Tenggara. Melimpahnya kekayaan terpendam di tambang Proyek Tujuh Bukit ini disebabkan karena areanya merupakan bagian dari busur magmatik Sunda-Banda, yang memiliki variasi tipe mineral dominan. Sebagaimana tertera dalam dokumen "Resource Estimation of the Tujuh Bukit Project, Eastern Java, Indonesia" yang disusun H&SC sesuai JORC Code -- sistem klasifikasi sumber daya mineral yang diterima dunia internasional -- di bawah lapisan oksida Tambang Tujuh Bukit terkandung sumber daya tembaga sebesar 19,28 miliar pound. Bandingkan dengan sumber daya tambang Newmont di Tambang Batu Hijau dan Elang Dodo yang "cuma" 6,3 miliar pound.

Grafik: Sumber Daya Mineral Tembaga & Emas


Kandungan emas di tambang Merdeka juga diyakini lebih besar, yakni sebanyak 28 juta Oz. Sementara di Newmont, cuma ada 9,3 juta Oz.

Sumber daya di tambang Merdeka Copper Gold dimiliki melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) dua anak usaha perusahaan itu, yakni PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI). Lokasi IUP BSI dan DSI terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggrahan, Jawa Timur. IUP BSI seluas 4.998 hektar dan DSI 6.623 hektar.

Gambar: Peta Lokasi Tambang Merdeka



Memiliki kekayaan sedemikian besar, perusahaan milik Grup Saratoga ini sejak awal langsung rapat "membentengi" tambang mereka. Sejumlah nama tokoh penting dan berpengaruh tertera di jajaran komisaris dan direksi perusahaan.

Duduk di kursi Komisaris Utama adalah Jenderal (purn) A.M. Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang dikenal dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri dan merupakan salah satu tokoh berpengaruh di lingkaran terdekat Presiden Jokowi.

Tak cuma sang ayah di Dewan Komisaris, anak Hendropriyono juga masuk di jajaran Dewan Direksi. Tertera di prospektus perusahaan, Rony N. Hendropriyono menjabat sebagai direktur yang membidangi tanggung jawab sosial dan lingkungan hidup, serta hubungan komunitas -- hal-hal yang berkaitan erat dengan aspek "pengamanan" operasi tambang Merdeka dalam kaitannya dengan masyarakat setempat dan para pemangku kepentingan lainnya.

Dan tidak kalah penting, adalah diangkatnya Zannuba Arifah CH.R sebagai Komisaris Independen untuk ikut mengawasi kinerja manajemen perusahaan. Tokoh ini tak lain adalah Yenny Wahid, putri kedua mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU) dan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (alm).
Ketiga tokoh ini masuk jajaran direksi dan komisaris sejak Desember 2014.

Saham Pemda
Selain itu, perusahaan juga merangkul pemerintah daerah. Salah satunya, terlihat dari pemberian 10 persen saham perusahaan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

Pada 2013, komposisi kepemilikan perusahaan mengalami perubahan karena masuknya Pemda Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu pemegang saham. Untuk ini, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak mengeluarkan dana sepeser pun, karena saham itu dihibahkan pemilik perusahaan.

Dijelaskan dalam prospektus, hibah ini merupakan prakarsa perseroan agar warga sekitar dapat memperoleh manfaat ekonomi dari proyek penambangan emas. Selain itu, "untuk mengakomodir permintaan dari Bupati Banyuwangi dan Gubernur Jawa Timur untuk memiliki golden share perseroan".

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga mendapat keistimewaan dengan diperbolehkan menjual "saham kosong" mereka ke publik setelah Penyertaan Pendaftaran memperoleh surat Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan. Padahal, pemegang saham lain terkena aturan tidak dapat menjual atau memindahkan kepemilikan saham perseroan dalam jangka waktu delapan bulan setelah Pernyataan Efektif. Sumber



Artikel Terkait

No comments: