KOMPONEN MEDAN KERJA (JOB SITE COMPONENT)

1. Kesampaian Daerah (Accessibility; Transportation)

Ialah tentang kesampaian daerah atau prasarana yang dipunyai atau yang tersedia pada daerah kerja. Apakah dekat jalan besar atau stasiun Kereta Api, sehingga mempermudah pengiriman alat-alat berat (peralatan mekanis), alat-alat berat biasanya dikirim ke medan kerja dengan menggunakan TRUCK TRAILER. Bila tidak ada jalan besar yang mampu dilalui TRAILER, maka harus dibuat jalan terlebih dahulu, dan ini akan berpengaruh terhadap biaya pemilikan alat (cost of ownership) dan biaya operasi (operating cost) dari peralatan mekanis tersebut.

Bila di daerah kerja terdapat sarana jalan, perlu diketahui terlebih dahulu kelas jalan. Apakah jalan desa, ataukah jalan propinsi, kemudian jalan tersebut kelas berapa dan mampu dibebani berapa ton. Ini semua perlu diketahui terlebih dahulu, agar dalam meningkatkan daya dukung jalan sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk membawa alat mekanis ke daerah kerja.

2. Keadaan Tetumbuhan (Vegetation)

Tanaman-tanaman atau keadaan pepohonan yang tumbuh di medan kerja perlu diketahui mengenai; diameter pohon-pohonnya, jumlah pohon setiap satuan luas, ketinggian rata-rata setiap pohon, dan macam pohon. Ini perlu untuk mempertimbangkan dalam melakukan pembukaan lahan di medan kerja, apakah akan ditebang satu-satu ataukah ditebang secara masal, kemudian pohonnya akan dimanfaatkan ataukah akan dibakar. Dengan demikian bisa ditentukan terlebih dahulu macam peralatan yang akan dipergunakan untuk melakukan pembabatan pohon tersebut.

3. Cuaca (Climatic Condition)

Pengaruh cuaca pada suatu daerah kerja (dimana akan berlangsung penggunaan peralatan mekanis) perlu diketahui, karena akan dipakai untuk memperkirakan dalam satu tahun berlangsung hujan selama berapa hari. Perlu dipahami bahwa pada waktu hujan penggunaan peralatan mekanis tidak dapat efektif. Disamping itu pada waktu hujan lebat, malah tidak dapat dipergunakan peralatan mekanis.

Misalnya, dalam satu tahun harus dikupas tanah penutup 1,000,000 CuYd; dan dalam satu tahun turun hujan selama 2 bulan, artinya hanya bisa bekerja 250 hari kerja dari

300 hari kerja; artinya dalam perhitungan pemindahan tanah mekanis selama satu hari, tanah yang harus dipindahkan pada pekerjaan pengupasan lapisan tanah penutup ialah

1,000,000 CuYd : 250 hari = 4,000 CuYd/hari.

Artinya dalam pemilihan alat-alat mekanis untuk pekerjaan pemindahan tanah ini (misal truck) harus dihitung dengan sasaran produksi pengangkutan sebesar = 4,000 CuYd/hari.

4. Ketinggian dan Temperatur (Altitude and Temperature)

a. Ketinggian (Altitude)

Kemampuan mesin atau “power” mesin peralatan mekanis/berat bergantung pada ketinggian tempat dimana mesin tersebut dipergunakan, sehingga perlu diketahui tempat kerja dimana suatu alat-alat berat tersebut akan dipergunakan. Hal ini dikarenakan bahwa makin tinggi suatu tempat kerja dari permukaan air laut (pal-sea level), tekanan atmosfirnya semakin menurun. Karena tekanan atmosfir ditempat kerja tersebut menurun maka kerapatan udaranya juga menurun, yang berakibat pula jumlah oksigen ditempat tersebut juga berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan menurunnya power untuk mesin-mesin motor bakar “IC engine” (Internal Combustion Engine).

Oleh karena itu dalam penggunaan alat-alat besar/berat pada suatu tempat kerja diatas ketinggian air laut-pal (sea level), perlu dilakukan koreksi terhadap daya kuda (HP- horse power) dari mesin alat berat tersebut

b. Temperatur Udara

Naiknya temperatur udara, dapat menyebabkan efisiensi mesin menurun (engine efficiency). Bila temperatur udara naik maka kerapatan (density) udara akan turun, hal ini menyebabkan mengecilnya jumlah oxygen yang berada pada setiap volume udara. Karena

jumlah oxygen mengecil, maka efisiensi mesin juga menurun.

Koreksi HP terhadap Standard pressure dan Standard temperature

Horse power (HP) mesin berubah-ubah sesuai dengan keadaan temperatur udara dan tekanan udara setempat, artinya bila temperatur dan tekanan udara berubah, maka HP mesin juga berubah. Oleh karena itu perlu diketahui HP mesin yang standard; HP mesin

standard adalah HP yang didasarkan pada :

- temperatur udara standard dan

- tekanan udara standard.

Temperatur udara standard, ialah udara yang mempunyai temperatur = 600 F

Tekanan udara standard, ialah udara dengan tekanan = 29.92 in Hg (barometric pressure).

Jadi bila mesin alat berat dipergunakan pada suatu daerah kerja yang mempunyai temperatur udara dan tekanan udara berbeda dari standard, maka HP mesin tersebut perlu dilakukan koreksi.

5. Jalan Angkut, Kemiringan dan Jarak (Haul road, grade and distance)

Keadaan jalan, jarak, kemiringan jalan dan daya dukung jalan akan sangat mempengaruhi kemampuan produksi alat berat, terutama kemampuan produksi alat angkut. Sehingga sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan penggalian tanah atau pekerjaan yang

menggunakan alat-alat berat, perlu diketahui keadaan tempat kerja, yang berkaitan dengan

topografi dan struktur geologi. Karena hal tersebut yang sangat berkaitan dengan penentuan kemiringan jalan dan daya dukung jalan.

a. Jalan Angkut (Haul Road)

Haul road adalah jalan angkut. Jalan angkut ini harus dilihat keberadaannya, apakah becek ataukah kuat, atau cukup kasar permukaannya. Ini semua perlu ditinjau, karena

keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya rolling resistance (RR) yang ditimbulkan oleh permukaan jalan angkut terhadap roda/ban peralatan Pemindahan

Tanah Mekanis.

b. Kemiringan (Grade)

Grade adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.

c. Jarak Angkut (Distance)

Jarak angkut juga harus dipertimbangkan dalam menentukan kecepatan laju alat angkut tersebut. Kecepatan laju alat angkut makin cepat, maka produksi (output) alat angkut juga semakin besar. Dan ini bergantung pada gaya tarik (Rimpull – RP) yang

tersedia pada mesin. Sedangkan gaya tarik (RP) besaranya ditentukan oleh adanya

tahanan glinding (rolling resistence – RR) dan tahanan tanjakan (grade resistence – GR). Makin besar RP yang bisa tersedia pada mesin maka kecepatan laju alat angkut juga makin cepat, sehingga produksi (output) alat angkut semakin besar.

Kecepatan laju alat angkut disamping ditentukan oleh tersedianya gaya tarik (RP) pada mesin, juga dibatasi oleh panjang maupun pendeknya jarak jalan angkut.

6. Siklus Produksi (Production cycle component)

Untuk memperoleh produksi (output) tertentu harus diperhatikan siklus produksi. Pada Pemindahan Tanah Mekanis siklus produksi dapat meliputi :

a. Pemuatan (Loading).

b. Pengangkutan (Hauling). c. Penimbunan (Dumping). d. Kembali (Return).

e. Menempatkan diri (Spot).

a. Pemuatan (Loading)

Merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat-loading equipment

(power shovel,back hoe, drag line) yang dimuatkan pada alat angkut (hauling equipment). Ukuran dan tipe dari alat muat yang dipakai harus sesuai dengan kondisi lapangan dan keadaan alat angkutnya. Yang berpengaruh terhadap produksi (output)

alat muat (loading equipment) adalah :

i. Jenis/tipe dan kondisi alat muat (termasuk kapasitasnya). ii. Jenis/macam material yang akan dikerjakan.

iii. Kapasitas dari alat angkut (hauling equipment). iv. Pola Muat

v. Skill dari operatornya.

b. Pengangkutan (Hauling)

Merupakan pekerjaan pengangkutan material. Produksi (output) dari pekerjaan pengangkutan ini dipengaruhi oleh :

i. Kondisi jalan angkutnya.

ii. Banyak/tidaknya tanjakan. iii. Kemampuan pengemudi.

iv. Dan hal-hal lain yang berpengaruh terhadap kecepatan dari alat angkut (hauling equipment).

c. Penimbunan (Dumping)

Merupakan pekerjaan penimbunan material. Pekerjaan penimbunan dipengaruhi oleh kondisi tempat penimbunan, mudah atau tidaknya manuver alat angkut tersebut

selama melakukan penimbunan,dan ini dipengaruhi oleh :

i. Cara melakukan penimbunan (side dump, rear dump atau bottom dump).

ii. Kondisi dari material yang akan ditumpahkan (fragmentasi dan kelengketannya).

d. Kembali (Return)

Merupakan pekerjaan dari alat-alat angkut untuk kembali lagi ke tempat pemuatan setelah menumpahkan muatan pada dumping site (tempat penimbunan). Jadi waktu untuk kembali (return time) juga dipengaruhi oleh hal-hal yang sama dengan waktu untuk mengangkut (hauling time).

e. Penempatan diri (Spot)

Merupakan penempatan diri dari alat angkut (haulage unit). Cara dan mudah tidaknya haulage unit (misal truck) menempatkan diri untuk dimuati oleh alat muat (loading equipment), ditentukan oleh :

i. Jenis alat muat (loading machine).

ii. Lokasi atau posisi alat muat (loading equipment).

7. Macam-macam material dan perubahan volume

Material yang akan digali dan ditangani adalah tanah atau batuan, maka harus diketahui tentang mudah atau tidaknya material tersebut digali dan ditangani. Penggolongan

material berdasarkan atas kemudahannya digali ada empat macam, seperti di bawah ini :

tanah, pasir.

clay.

shale, compacted material.

material yang memerlukan peledakan sebelum dapat digali, misalnya andesit, batu gamping koral.

tahui oleh operator adalah :

a G (Specific Gravity).

a. Weight (berat) material

Dalam pemilihan alat berat, tidak dapat diestimasi sebelumnya (tentang kapasitasnya) apabila belum diketahui “weight per unit” (unit berat) dari material yang

akan ditangani. Unit berat ini ada yang mengistilahkan :

- SG.

- “Tonnage factor” (yaitu berat material setiap M3, misalnya 1 M3/1.5 Ton).

b. Swell (pengembangan)

“Swell” adalah pengembangan volume suatu material setelah digali dari tempatnya.

Di alam, material didapati dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik, sehingga hanya sedikit bagian-bagian kosong (void) yang terisi udara di antara butir- butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali.

Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi pengembangan volume (swell). Untuk menyatakan berapa besarnya pengembangan volume itu dikenal dua istilah yaitu :

a. Faktor pengembangan (Swell factor)

b. Persen pengembangan (Percent swell)

Pengembangan volume suatu material perlu diketahui, karena yang diperhitungkan pada penggalian selalu didasarkan pada kondisi material sebelum digali, yang dinyatakan dalam “pay yard” atau “bank yard” atau “bank volume” atau “in place

volume” atau “volume insitu”. Sedangkan material yang ditangani (dimuat untuk

diangkut) selalu material yang telah mengembang (loose volume).

Angka-angka faktor pengembangan (swell factor) setiap klasifikasi tanah atau material berbeda sesuai dengan jenis tanahnya seperti terlihat pada table swell factor berikut ini :

TABEL REPRESENTATIVE SWELL FOR DIFFERENT CLASSES OF EARTH

Class of Earth

Percent Swell (%)

Clean sand or gravel

Top soil

Loamy soil Common earth Clay

Solid rock

5 – 15

10 – 25

10 – 35

20 – 45

30 – 60

50 – 80

Artikel Terkait

No comments: