Contoh Study Kasus Rehabilitasi Tambang Nikel Murrin Murrin Australia

image

Proyek Nikel Kobalt Murrin Murrin (Murrin Murrin) terletak di timur laut wilayah pertambangan emas negara bagian Western Australia.

Murrin Murrin yang dimiliki oleh Minara Resources Ltd (60%) dan Glencore International AG (40%), menambang bijih laterit dan memanfaatkan teknologi peluluhan asam bertekanan tinggi untuk mengambil nikel dan kobalt dari bijih tersebut.

Konstruksi awal tempat penimbunan limbah mengikuti panduan standar, dengan ketinggian vertikal 10 meter untuk masing-masing lapisan timbunan, yang membentuk lereng terluar bersudut 15 sampai 20 derajat, dan dipisahkan oleh tanggul-tanggul penahan air selebar lima meter.

Kemudian diketahui bahwa konstruksi penimbunan limbah itu dapat disempurnakan untuk menghilangkan pembentukan erosi parit pada lereng terluar dari timbunan sebagai akibat dari:

• pembuangan air dari bagian atas timbunan limbah
• luberan dan pembentukan saluran di tanggul
• konsentrasi aliran air yang disebabkan perobekan (ripping) di irisan lereng, yang dilakukan sebagai bagian dari operasi rehabilitasi. Lahan tersebut juga tidak memiliki bahan-bahan seperti batuan yang berkompeten atau limbah kasar yang dapat digunakan untuk menstabilkan lereng terluar timbunan
buangan tambang.

Untuk mengembangkan metode baru terhadap konstruksi penimbunan limbah ini, Murrin Murrin menguji erodibilitas (erodibility) dari berbagai jenis limbah dan lapisan tanah atas, dengan menggunakan pengukuran di laboratorium dan di lapangan.

Dengan menggunakan data tersebut dan data curah hujan dan iklim jangka panjang di lokasi, dipakailah simulasi komputer terhadap limpasan air dan erosi untuk membandingkan berbagai pilihan untuk lereng terluar sederetan timbunan. Kemudian dikembangkan profil lereng cekung yang memiliki risiko erosi relatif rendah, melalui penambahan sisasisa kayu dan kerikil laterit pada bagian-bagian lereng yang menunjukkan potensi erosi tertinggi menurut simulasi tersebut.

Jika memungkinkan untuk melakukan rehabilitasi tempat penimbunan limbah yang
lengkap, maka rancangan rehabilitasi harus mencakup:

• pembuatan pematang untuk menahan limpasan air dari bagian atas timbunan
• pembuatan pematang dan penyodetan silang (cross-bunding and ripping) di puncak
timbunan untuk meminimalkan potensi konsentrasi limpasan yang besar di setiap titik
• lereng terluar berbentuk cekung tanpa tanggul yang dapat memusatkan aliran atau
memicu pembentukan galur/parit
• penempatan sisa-sisa kayu dan laterit secara strategis, untuk memberi perlindungan
erosi tambahan di titik-titik yang memiliki potensi erosi terbesar
• karakterisasi bahan untuk mengembangkan rekomendasi pemberian pupuk dan
bahan-bahan untuk perbaikan tanah.

Meskipun bahan sisa ini tidak sangat rentan terhadap erosi terowongan, selalu ada potensi pembentukan rongga buluh atau lubang cekungan di bagian atas timbunan.

Dengan meminimalkan konsentrasi limpasan di bagian atas timbunan dan dengan menjaga potensi
genangan jauh dari bagian kepala batter, maka potensi lubang cekungan menembus ke lereng batter luar dapat dijaga tetap kecil.

Profil lereng cekung lebih mirip dengan lahan-bentukan yang alami, dan cenderung
mengurangi erosi dengan faktor dua sampai tiga relatif terhadap lereng linier dengan
gradien rata-rata yang sama.

Lereng cekung ini harus dirancang berdasarkan iklim di lokasi dan sifat-sifat bahan yang ada di lokasi tersebut.

Di tahap ini (satu sampai dua tahun setelah konstruksi), batter timbunan limbah yang dibangun sesuai spesifikasi menunjukkan sedikit limpasan atau erosi bahkan setelah mengalami sekali curah hujan harian yang terbesar selama 10 tahun.

Ini mengkonfirmasi bahwa proses rancangan yang relatif konservatif mampu melebihi estimasi limpasan air dan erosi potensial (seperti tujuannya). Seiring waktu, diperkirakan bahwa lereng batter akan menunjukkan sedikit erosi, tapi tingkat erosi di jangka panjang akan tetap rendah.


Metode ini menghilangkan mekanisme yang menyebabkan kegagalan pada timbunan limbah sebelumnya, dan diganti dengan sebuah proses perencanaan yang transparan berdasarkan pada prosedur ilmiah yang telah disepakati.

image

Artikel Terkait

No comments: