1.Slot Dozing |
c. Setiap melakukan perpindahan gigi transmisi baik dari gigi transmisi maju ke gigi
transmisi mundur atau sebaliknya, bulldozer harus benar-benar berhenti dan
kemudian pindahkan gigi transmisi yang sesuai, perhatikan selalu indikator suhu oli
transmisi agar tidak overheating
kemiringan bulldozer untuk berbelok, kedalaman parit tidak boleh melebihi tinggi
blade.
2. Straight Dozing
a. Isilah material semaksimal mungkin, dorong material dengan selalu menggunakan
gigi satu jangan memaksakan pekerjaan diluar kemampuan bulldozer.
b. Atur tenaga bulldozer, atur blade control dan jangan sampai track shoe slip,
perhatikan kebersihan area kerja.
c. Untuk mendapatkan hasil dorongan yang bagus, pertahankanlah ketinggian blade
agar permukaan tetap rata.
d. Menggusur lurus (straight dozing): jika blade menggali kedalam dan bagian
belakang traktor sedikit terungkit, naikan blade sedikit keatas untuk melanjutkan
pemotongan rata. jika beban gusuran menghambat laju traktor, pindahkan gigi
transmisi rendah atau mengangkat blade sedikit.
|
3. Dozing up and down ( menggusur di lereng )
a. Jika bekerja didaerah kemiringan usahakan mendorong material dari area yang lebih
tinggi ke area yang lebih rendah.
. b. Berhati-hati bila bekerja di lereng agar tidak terbalik, bila tractor tergelincir
kesamping segera putar tractor kearah menurun.
c. Jangan memotong bagian bawah tebing berlabihan karena akan mempertajam
tebing, jaga jarak jangan terlalu dekat dengan pinggiran jurang atau persis di bawah
tebing.
d. Melakukan pekerjaan dari daerah rendah ke daerah yang lebih tinggi akan memaksa
dozer berkerja lebih berat, untuk itu operator harus selalu menggunakan gigi
transmisi satu dan perhatikan indikator suhu oli transmisi agar tidak overheating,
hidarkan slip pada track shoe.
e. Memotong lereng bukit: jika mungkin, mulailah melakukan potongan menurun.
berkerjalah dengan posisi traktor agak miring kesebelah dalam pemotongan. teras yang
dibuat harus cukup lebar.
f. Bila operator akan memotong suatu perbukitan maka lakukan tehnik mendorong
mulai dari depan seperti gambar dibawah.
4. Dozing di disposal
a. Usahakan selalu merapikan dan membersihkan lantai disposal.
b. Buatlah tanggul pengaman setinggi setengah ban haul truck yang melakukan
aktivitas di disposal
c. Naikkan lantai disposal setinggi 2% ( ± 3 meter sebelum tanggul ).
d. Posisi operasi bulldozer selalu sebelah kiri dari posisi lokasi damping haultruck.
e. Menjaga kestabilan landasan disposal maupun pinggiran dumping agar tidak amblas,
slip dan sliding/longsor.
f. Sebelum melakukan pekerjaan pembuangan material, pastikan disposal bebas dari
material lembek, berlumpur, semak belukar, sehingga mudah merekat dengan
material buangan.
5.Ripping
a. Posisi saat sebelum menurunkan shank, shank harus berada pada posisi keluar penuh,
untuk menghujamkan shank ripper kedalam material, miringkan sudut shank ripper
tersebut sehingga ujung tip pada posisi yang tepat untuk bisa masuk kedalam material
dengan mudah, besarnya sudut disesuaikan dengan jenis material yang harus
dibongkar.
b. Setelah shank diturunkan, operator harus mengatur kecepatan putaran engine (rpm)
untuk mengantisipasi kekerasan material yang akan di ripping. sambil bergerak maju,
masukkan shank ripper kedalam material. Setelah mencapai kedalaman yang
diinginkan, gerakkan shank ripper kedepan agar besarnya sudut pada posisi yang
paling efektip. sudut tersebut biasanya terletak diantara posisi tegak lurus dan maju.
c. Atur kecepatan putaran engine (rpm) bersamaan dengan mengatur posisi shank
mengarah kedalam material. gerakkan shank ripper kedepan atau posisi ”shank in” bila
menghadapi material yang sulit diangkat.
d. Setelah posisi shank diarahkan kedalam, disesuaikan dengan jenis kekerasan material,
operator diharuskan tetap mengatur kecepatan putaran engine (rpm) untuk menjaga
agar tidak terjadi slip pada track shoe. gerakkan shank ripper kebelakang atau posisi
”shank out” bila diperlukan jarak yang lebih lebar antara shank ripper dan track.
e. Pada saat melakukan ripping, operator harus tetap mempergunakan gigi transmisi satu,
dan tidak dibenarkan mempergunakan gigi transmisi tinggi.
f. Pada saat melakukan ripping, operator dilarang untuk membelokkan bulldozer.
g. Pada saat melakukan pembongkar (ripping) bisa dilakukan dengan cara menyilang,
hanya dilakukan bila diperlukan.
h. Penambahan jarak ripping antara 1,5 m menjadi 2,0 m kearah kanan sampai
mendapatkan kondisi loading point yang tepat pada excavator. penambahan jarak 2,0
m bisa dilakukan pada ripping pertama dan 1,5 m bisa dilakukan pada ripping silang
(second ripping) untuk mendapatkan bongkahan yang diinginkan (dilihat dari jenis
kekerasan material).
| ||
|
6. Membuat parit.
a. Menggali parit dengan bulldozer miring; miringkan blade dengan menempatkan
ujung blade yang rendah ditengah-tengah parit. bila kelandaian dan kedalaman blade
sudah tercapai kembalikan blade ke posisi rata.
b. Menggali parit dengan bulldozer rata: miringkan blade untuk menggali parit ”V”
dangkal. untuk pembuatan parit besar, gusurlah pada sudut 90° dari garis tengah
parit. setelah mencapai kedalaman yang diinginkan, lakukan penggusuran sepanjang
parit agar dasar dan sisinya rata.
7. Side by side (menggusur berdampingan)
a. Menggusur berdampingan; di gunakan bila memindahkan material gembur dalam
jumlah besar. kedua traktor harus dalam posisi sejajar dengan blade masing-masing
berdekatan.
8. Blade angel
Mengatur sudut bulldozer blade
a. lepaskan pin pengunci dari pin penahan, masing-masing sisi tedapat satu.
b. Cabut pin penahan. c. Tarik pin perangkai.
d. Pasang blade pada sudut yang diinginkan. f. Pasang pin perangkai pada tempat yang
baru.
g. Pasang pin penahan.
h. Pasang pin pengunci.
9. Stockpile leveling.
a. Pada saat melakukan penggusuran sebaiknya dimulai dari tengah stockpile, seperti
pembuangan dari dump truck atau meratakan stockpile yang ada dilapangan.
penggusuran dilakukan sampai bagian tengah rata dan mengikuti alur yang sudah ada.
b. Setelah selesai baru lakukan penggusuran dari samping kiri atau kanan dengan metode
yang sama, hal ini untuk dapat mempercepat hasil kinerja alat secara produktip.
c. Jangan melakukan penggusuran setengah blade, akan menyebabkan kurang
produktipnya penggusuran material.
10. Land clearing.
1. Perkerjaan land clearing harus dilakukan oleh operator yang benar-benar
berpengalaman,waspadalah terhadap bahaya-bahaya yang akan timbul saat
mengerjakan land clearing, dan jangan lakukan hal-hal sebagai berikut:
- jangan sekali-kali sarang lebah sampai terdorong.
- jangan mendorong pohon yang sudah lapuk, dahan kering yang mudah patah di bagian atasnya. bila menemui hal seperti ini sebaiknya dipotong saja dengan enchinsaw.
- hati-hati terhadap pohon yang menyandar dipohon lain/tidak ditumbangkan secara tuntas dan waspadalah selalu terhadap akar yang menyangkut di traktor.
2. Daerah seperti lereng/tebing curam yang dapat membahayakan operator dan alat yang
dioperasikanya, pengalaman dan pengawasan dilapangan dalam perkerjaan land
clearing perlu ditingkatkan karena kecelakaan tersebut disebabkan oleh bahaya-bahaya
tersebut diatas dan masih banyak lagi bahaya-bahaya lain yang tidak terduga.
a. Membersihkan belukar.
- belukar tinggi dan pohon berukuran sedang, titik singgung dengan batang pohon
dilakukan pada ketinggian 12-16 inc (300-400 cm) diatas permukaan tanah sambil
mengangkat blade bergerak maju.
- pembersihan belukar; tekan blade beberapa inci masuk ketanah, kemudian doronglah dan angkat blade bila belukar sudah tercabut agar tanah bersih dari akar.
- pembersihan tanggul; angkat blade sewaktu mendorong.
b. Pembersihan pohon.
1. Singkirkan cabang pohon yang sudah mati, potong akar pada posisi berlawanan
dengan arah tumbangnya pohon.
2. Potong akar pada dua sisi yang sejajar arah tumbangnya pohon.
3. Perlahan-lahan majukan traktor kearah pohon hingga blade menyentuhnya,
dengan blade terangkat tinggi doronglah pohon tersebut kearah tumbang yang
diinginkan. bila titik singgung antara pohon dengan blade buatlah tumpukan tanah
untuk injakkan traktor.
4. Pada saat pohon tumbang cepat-cepat mundurkan traktor sehingga tidak melindas
tenggul pohon tersebut.
AWAS
Segera mundur bila pohon mulai tumbang
c. Beroperasi dikemiringan.
Sedapat mungkin hindari berjalan dikemiringan, kendarai mendaki atau menuruni
lereng bahaya terbalik selalu ada pada operasi pada lereng yang curam. jangan
mempergunakan gigi transmisi tinggi, pilihlah gigi transmisi yang sesuai sebelum
menuruni lereng. besarnya kemiringan yang dapat anda tanggulangi tergantung
beberapa hal seperti kondisi permukaan tanah, muatan yang akan di bawa. jaga
sabuk pengaman selalu terpakai selama mengoperaikan traktor dengan ROPS.
pengalaman menunjukan lebih baik tetap berada dalam kabin bila alat terguling.
d. Menambatkan alat.
Bila memang perlu menambatkan alat berat, gunakan tempat tumpuan yang kokoh,
bahaya tetap mengancam karena dapat saja tambatan tersebut dapat tercabut. demi
keselamatan kerja bersama, buatlah kebiasaan beroperasi dan berkerja dengan baik.
jaga daerah kerja datar sejauh memungkinkan ini meningkatkan kesetabilan dan
mempermudah gerakkan dan juga memperkecil kelelehan operator.
f. Waktu memotong sisi tebing.
Waspada terhadap batu dan pohon yang berada diatas, sebaiknya melakukan
pendorongan dimulai dari atas ke bawah. waktu memotong sisi tebing dengan
kemiringan tertentu, operasikan traktor dengan kecepatan rendah dan potong sedikit
demi sedikit, kalau tidak traktor dapat berputar atau terguling apabila tertabrak batu
atau tanggul besar yang terbenam. periksa kalau ada tanah lepas disekeliling tepi
tebing atau karang karena kemungkinan menyebabkan longsor dan traktor dapat
terguling karenanya.
g. Kenakan selalu ikat pinggang pengaman.
Selalu berada didaerah terlindung dan memperbesar kemungkinan untuk tetap
selamat andaikan traktor terbalik. tengoklah kebelakang traktor sebelum anda
mundur, bunyikan tanda bahaya pada waktu mundur. jangan membawa penumpang,
kecuali tersedia tempat duduk penumpang.
h. Bila merobohkan pohon.
Dahan atau cabang pohon yang dapat menimpa, traktor harus dilengkapi dengan
pelindung yang tepat. jangan sekali-kali membiarkan traktor berada pada perakaran
pohon ketika pohon akan ditumbangkan. lebih berhati-hati bila sedang merobohkan
pohon yang bagian atasnya tidak diketahui, kondisinya. jangan berkerja sendirian
didaerah-daerah yang berbahaya.
i. Selalu mengoperasikan traktor dengan kecepatan yang terkendali, aman dalam
kondisi apapun.
Hindari penggunaan kabel atau pengait yang sudah aus, karena kemungkinan akan
putus dan melukai seseorang. hendaknya diganti terlabih dahulu, selalu turunkan
sarana perlangkapan ketanah, pasang rem dan dudukan transmisi pada posisi netral
sebelum menarik beban/kayu gelondongan atau meninggalkan alat.
j. Kondisi-kondisi yang berbahaya.
Bila melakukan pemotongan bawah tebing yang tinggi atau tumpukan material,
kondisi demikian amat labil dan memungkinkan terjadinya longsor. hindari
mengoperasikan traktor anda terlalu dekat tanah/tebing menggantung, lubang galian
yang dalam atau lubang yang curam, berhati-hatilah akan adanya parit-parit, tebing-
tebing, batuan jatuh dan longsoran.
bila ada yang butuh truk toyota dyna dobel 130ps
ReplyDeletebisa hubungi,
ramdan 021-91651290
Auto2000 puri kembangan